Senin, 01 November 2010

Aura

Aura

Nafasmu panas suci
Dalam peluh keringat siang hari
Urat ditanganmu mengeluh sendiri

Aura

Dahimu panas menguap
Tanganmu tak sempat usap
Otot-otot tubuh yang meregang menahan lelah dan penuh harap

Aura

Matamu menatap kedepan tajam
Seakan menanti awan dan hujan
Yang sore itu tak jua kunjung datang

Aura

Di awal malam baru kau lepaskan lelah
Sepiring penuh di tangan kanan
Dan segelas penuh menunggu di depan muka

Aura

Kau tersenyum penuh kepuasan
Di pintu rumahmu kau tujukan langkah-langkah
Dan otot-otot tubuhmu meregang penuh kemenangan

Aura

Saat pelukan buah hati mengendurkan nafas-nafas
Saat dadamu diremas tangan-tangan
Buah hatimu yang semata wayang kehausan

Aura

Sejenak kau rindukan diantara nafas dan senyuman anakmu
Sebuah usapan lembut
Dari lelaki yang dimanapun sekarang tiada kau tahu

Aura

Anganmu terus melayang diantara nafas dan keringat
Yang belum sempat kau usap
Dalam hangat angin malam musim panas

Aura

Anganmu masih berisikan wajah-wajah
Seorang lelaki gagah dan anak yang lincah
Ya! dia anak perempuan yang di dada

Aura

Anganmu kini bercampur dengan mimpi
Dan bantal-bantal kumal belum sempat tercuci
Pemukiman kota kecil paling pinggir
Anjing-anjing menggonggong
Tikus-tikus berpesta pora
Dan wajahmu melukiskan kedamaian mimpi
Tentang rumah-rumah berdinding kokoh
Tentang pakaian-pakaian pesta yang gemerlapan
Dan tentang otot-otot yang kuat
Sebelum kokok ayam yang pertama
Nyamuk-nyamuk takkan terasa gigitannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar