Aura
Nafasmu panas suci
Dalam peluh keringat siang hari
Urat ditanganmu mengeluh sendiri
Aura
Dahimu panas menguap
Tanganmu tak sempat usap
Otot-otot tubuh yang meregang menahan lelah dan penuh harap
Aura
Matamu menatap kedepan tajam
Seakan menanti awan dan hujan
Yang sore itu tak jua kunjung datang
Aura
Di awal malam baru kau lepaskan lelah
Sepiring penuh di tangan kanan
Dan segelas penuh menunggu di depan muka
Aura
Kau tersenyum penuh kepuasan
Di pintu rumahmu kau tujukan langkah-langkah
Dan otot-otot tubuhmu meregang penuh kemenangan
Aura
Saat pelukan buah hati mengendurkan nafas-nafas
Saat dadamu diremas tangan-tangan
Buah hatimu yang semata wayang kehausan
Aura
Sejenak kau rindukan diantara nafas dan senyuman anakmu
Sebuah usapan lembut
Dari lelaki yang dimanapun sekarang tiada kau tahu
Aura
Anganmu terus melayang diantara nafas dan keringat
Yang belum sempat kau usap
Dalam hangat angin malam musim panas
Aura
Anganmu masih berisikan wajah-wajah
Seorang lelaki gagah dan anak yang lincah
Ya! dia anak perempuan yang di dada
Aura
Anganmu kini bercampur dengan mimpi
Dan bantal-bantal kumal belum sempat tercuci
Pemukiman kota kecil paling pinggir
Anjing-anjing menggonggong
Tikus-tikus berpesta pora
Dan wajahmu melukiskan kedamaian mimpi
Tentang rumah-rumah berdinding kokoh
Tentang pakaian-pakaian pesta yang gemerlapan
Dan tentang otot-otot yang kuat
Sebelum kokok ayam yang pertama
Nyamuk-nyamuk takkan terasa gigitannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar